Intelek
Cahaya Matahari bersinar dalam
Bulan kegelapan.
Aku ranting-rantingnya, dan Ia adalah Akarku.
Pikiran kami mabuk karena anggur cinta,
Seakan gila kami, padahal tidak.
Kau melihat kami di tengah khalayak, tapi kami bukan seperti kaulihat,
Sebab Ruh kami cemerlang menyinari puncak menjulang.
Kekayaan kami adalah pikiran, permata tanpa cela,
Kemolekannya sempurna; yang dilihat hanya Tuhan.
Inilah perjanjian yang mengikat,yang adalah suatu kelap-kelip.
Wahai Kaum, pilihan Tuhan,
Karya Seni-Nya, telah membuat Diri-Nya sempurna.
Kau memiliki keistimewaan dari-Nya berupa tersingkapnya tabir dari
Cahaya Wajah-Nya. Syukur apakah yang dapat menyampaikan terima kasih
Kepada Dia Yang Tak Terhingga? Betapapun, berterimakasihlah
Kepada Dia yang telah menganugerahkan yang tak ternilai.
Begembiralah atas ‘Arsy, atas tanah gemuk bumi
Sebab kaulah, cuma kaulah, hamba Tuhan.
Dalam dirimu, jasad yang berdebu mengandung kehidupan
Sebab kau adalah dari Ruh Tuhan yang masuk ke dalam Adam,
Napas yang diembuskan Jibril ke dalam Maryam
Dalam puncak asyik, mari menari, mari riang gembira,
Mengenakan jubah kemuliaan yang memang untukmu.
[Syaikh Ahmad Al-‘Alawi]
Sumber : Buku ”WALI SUFI- Abad 20? Karya Syaikh Ahmad Al-’Alawi halaman 196.